Mesir Seperti Negeri Tak Bertuan
Jumat, 03 Februari 2012 – 06:16 WIB
KAIRO - Kerusuhan di Stadion Port Said yang menewaskan 74 orang dini hari kemarin WIB seperti menegaskan asumsi selama ini: Mesir adalah "negeri tak bertuan". Negeri Sphinx itu mengalami "kekosongan" kekuasaan setelah lengsernya Presiden Hosni Mubarak.
Memang, resminya, ada pemerintahan sementara di bawah kendali Dewan Agung Militer yang dipimpin Field Marshal Hussein Tantawi. Tapi, lembaga eksekutif itu minim legitimasi dari publik karena diisi wajah-wajah lama yang dekat dengan Mubarak. Di sisi lain, badan legislatif atau parlemen baru saja terbentuk yang separonya diduduki perwakilan Ikhwanul Muslimin.
Bahkan, seperti ditulis The Guardian, di antara polisi dan militer pun dikabarkan juga terjadi kesenjangan. Ini setelah diambilalihnya sebagian besar tugas kepolisian oleh militer. Pascarevolusi 18 hari yang menumbangkan Mubarak, banyak personel polisi yang malas bekerja.
Mungkin karena itulah, seperti terlihat di rekaman kerusuhan di Stadion Port Said, polisi memilih mendiamkan saja adu fisik antara suporter klub tuan rumah Al-Masry dengan pendukung tim tamu Al-Ahly. Kebetulan juga, menyusul bentrok dengan demonstran yang menewaskan 40 orang pada awal revolusi Mesir November lalu, Kementerian Dalam Negeri memang melarang personel polisi terlibat adu fisik dengan warga sipil.
KAIRO - Kerusuhan di Stadion Port Said yang menewaskan 74 orang dini hari kemarin WIB seperti menegaskan asumsi selama ini: Mesir adalah "negeri
BERITA TERKAIT
- Joe Biden Larang Impor Uranium, Rusia Yakin Amerika Bakal Rugi Sendiri
- Blockout 2024: Upaya Memaksa Selebritas Amerika Peduli Gaza
- Arab Saudi Minta Umat Islam Waspadai Iklan Haji di Medsos
- Bela Palestina, Majelis Ormas Islam Serukan Lawan Genosida di Area CFD Jakarta
- Indonesia dan Malaysia Sepakat Bentuk Satgas Bersama Percepat Integrasi Sistem
- Indonesia Terus Perjuangkan Hak Istimewa Palestina di PBB