Mesir Tutup Rafah, 15 WNI Dikhawatirkan Terjebak
Rabu, 04 Februari 2009 – 07:11 WIB
Ini tentu juga menyulitkan sejumlah warga Indonesia yang hendak mengirim bantuan. Salah satunya adalah ACT (Aksi Cepat Tanggap). Tiga relawan ATC hingga kemarin masih tertahan di Mesir. Tentu saja, mengurus visa Israel selain tidak mudah (karena Israel curiga terhadap pemohon visa yang muslim), juga ada hambatan psikologis tertentu.
Baca Juga:
Apakah KBRI Mesir tidak akan melayangkan protes atas penutupan tersebut? Danang menggeleng. ''Untuk saat ini, tidak. Kami masih menunggu brifing dulu. Baru setelah jelas apa alasannya, kami akan mengevaluasinya,'' tandasnya.
Sebuah sumber di KBRI menyebutkan, penutupan pintu makbar itu hanya berujung pada dua kemungkinan. Pertama, Israel bakal kembali melakukan agresinya. ''Namun, agak kecil kemungkinannya. Israel masih wait and see, dan menyerang lagi bakal menjadi blunder,'' tuturnya.
Kemungkinan kedua adalah Israel ingin memperketat blokade sekaligus mengawasi arus barang dan manusia yang masuk ke Jalur Gaza. ''Kalau lewat Mesir, Israel agak repot mengawasinya. Buktinya, setelah mengizinkan 160 wartawan masuk ke Gaza, Mesir langsung diprotes Israel,'' ucapnya.
KAIRO - Para relawan dan pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk membantu warga Gaza kembali mendapat tantangan berat. Mulai Jumat (6/2) lusa Kementerian
BERITA TERKAIT
- Spanyol dan Negara-Negara Eropa Ini Pertimbangkan Mengakui Negara Palestina
- Korsel Bentuk Kementerian Khusus untuk Atasi Angka Kelahiran Rendah
- Angkatan Laut Malaysia Selidiki Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan 10 Personel
- Israel Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Israel Serbu Rafah, Amerika Tunda Penjualan Senjata