Mestinya Bisa Diprediksi

Mestinya Bisa Diprediksi
Mestinya Bisa Diprediksi
JAKARTA -- Banjir bandang di Wasior pada 4 Oktober 2010, yang hingga tadi malam tercatat sudah memakan 108 korban tewas, disesalkan Ketua Konsorsium Pengurangan Resiko Bencana, Dadang Sudarja.

Menurutnya, jika langkah penanganan pascabencana dilakukan dengan baik, maka jumlah korban bisa ditekan. Dia menilai, koordinasi yang dilakukan pemerintah sangat lemah. "Kalau tentara, brimob, bisa dikoordinasikan dengan baik, penambahan korban bisa dicegah, karena mereka (brimob dan tentara, red) bisa bergerak cepat. Ini soal koordinasi," cetus Dadang pada diskusi bertema "Bencana Alam Mengancam" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (9/10). Diskusi menyoroti penanganan bencana banjir bandang di Wasior.

Dia juga menilai, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah lebih bersifat reaktif. Padahal, lanjutnya, potensi-potensi bencana sudah bisa diprediksikan sebelumnya. Dikatakan Dadang, sudah banyak aturan yang dibuat pemerintah terkait sistem antisipasi dan penanganan bencana. "Jika sistem bisa berjalan baik, korban bisa diminimalisir," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengkritisi alasan lambatnya penanganan dengan dalih kondisi geografis yang sulit terjangkau. Dadang mengatakan, siapa pun tahu, sejak dulu memang banyak daerah di Indonesia yang secara geografis sulit terjangkau sarana transportasi. "Karena sejak dulu ya seperti itu, ya mestinya diprediksi, diantisipasi, agar bisa dipersiapkan ketika terjadi bencana," bebernya. (sam/jpnn)

JAKARTA -- Banjir bandang di Wasior pada 4 Oktober 2010, yang hingga tadi malam tercatat sudah memakan 108 korban tewas, disesalkan Ketua Konsorsium


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News