Migrasi ke Australia Segera Dimulai Kembali

Sejak perbatasan ditutup pada Maret 2020, lebih dari 500.000 migran telah meninggalkan Australia, sementara jumlah pekerjaan tidak berkurang.
Sebagaimana hukum permintaan dan penawaran, seharusnya tingkat upah akan meroket akibat kelangkaan tenaga kerja.
Namun, dengan akan dimulainya kembali migrasi ke Australia, apakah tingkat upah di Australia akan menurun akibat akan banyak pasokan tenaga kerja?
Bersama suami dan anak-anaknya, migran asal Kolombia, Monica Hernández Mattos tiba di Adelaide 12 tahun lalu. Ia datang dalam program migran pekerja terampil.
Tapi Monica menjalani pekerjaan yang tak terkait dengan kualifikasinya sebagai psikolog. Ia bekerja sebagai 'cleaning service', 'hospitality' dan pemetik buah selama tiga tahun sambil meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
"Saya paham sekali bila ada warga berkata 'para migran ini mengambil pekerjaan kami''," ujarnya.
"Tapi saya tak melihatnya seperti itu. Kami bekerja dalam tim, membawa keterampilan baru, pengalaman baru, dan bahasa baru juga," kata Monica.
Sekarang dia bekerja sebagai pegawai negeri di negara bagian Victoria sesuai dengan kualifikasinya sebagai psikolog.
Sejak perbatasan ditutup pada Maret 2020, lebih dari 500.000 migran telah meninggalkan Australia, sementara jumlah pekerjaan tidak berkurang
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS