Milenial Nakal

Oleh Dahlan Iskan

Milenial Nakal
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Begitu tamat, Ghozi melihat --di aplikasi lowongan-- ada perusahaan mencari tenaga kerja: PT Kolega Coworking Indonesia, Jakarta.

"Saya langsung diterima," kata Ghozi. "Semula jadi UI UX designer. Tiga bulan kemudian jadi project manager. Naik lagi jadi product manager," tambahnya.

Saat jabatannya naik itulah hatinya hancur: melihat begitu banyak dokter meninggal karena Covid-19. Ghozi lantas mengontak dua orang teman sekelasnya di Telkom University.

Siang malam mereka mengerjakan aplikasi untuk mengabdi. Termasuk pernah lima hari lima malam tidak tidur. Mereka berkejaran dengan virus.

Bersama timnya itu Ghozi seperti bara tersiram bensin. Ia adalah baranya. Gubernur Babel Erzaldi Roesman adalah bensinnya. Prof Udin adalah kompornya.

"Di depan Pak Gubernur saya bilang ke Ghozi: ayo minta apa ke Pak Gubernur," ujar Prof Udin. "Jangan tidak minta. Katakan saja," tambahnya.

Saya sempat memikir kira-kira akan minta uang berapa triliun Ghozi ini. "Minta laptop," ujar Ghozi.

Gubernur Erzaldi pun membelikan Ghozi Macbook Air.

Inilah milenial sejati --yang tidak memikirkan proyek Rp 4,6 triliun sama sekali: Ahmad Alghozi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News