Militer AS Melakukan Serangan Balasan di Kabul, Rudal Menyasar ISIS-K

Militer AS Melakukan Serangan Balasan di Kabul, Rudal Menyasar ISIS-K
Asap hitam terlihat di sebuah kawasan di Kabul, Afghanistan, Minggu (29/8/2021). Foto: ANTARA/Reuters

Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan dirinya akan tetap pada tenggat yang telah diputuskan untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan pada Selasa (31/8).

Seorang pejabat AS mengatakan pada Sabtu (28/8) bahwa jumlah tentara AS yang masih berada di Kabul kurang dari 4.000 orang.

AS dan sekutunya telah mengangkut sekitar 114.400 orang, termasuk warga Afghanistan yang berisiko menjadi sasaran Taliban, ke luar dari negara itu dalam dua pekan terakhir. Namun puluhan ribu lainnya akan ditinggalkan.

Evakuasi lewat udara --salah satu yang terbesar dalam sejarah-- menandai berakhirnya 20 tahun misi Barat di Afghanistan yang dimulai sejak pasukan sekutu pimpinan AS mengusir pemerintah Taliban yang melindungi para pelaku serangan 11 September 2001 di AS.

Bab terakhir keberadaan mereka di Afghanistan tiba setelah AS dan Taliban sepakat untuk mengakhiri keterlibatan asing pada 31 Agustus tahun ini.

Pemerintah dukungan Barat dan tentara Afghanistan runtuh setelah para pejuang Taliban menyapu seluruh negara itu dan mengambil kendali atas ibu kota Kabul.

"Kami mencoba setiap pilihan karena nyawa kami terancam. Mereka (pemerintah asing) harus menuntun kami ke jalan keselamatan. Kami harus tinggalkan Afghanistan atau mereka memberi kami tempat yang aman," kata seorang perempuan di bandara.

Seorang petinggi Taliban mengatakan kelompok pemberontak itu memiliki sejumlah insinyur dan teknisi yang siap mengendalikan bandara.

Militer AS melakukan serangan balasan dengan mengarahkan rudal ke kelompok ISISK di Kabul, Afghanistan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News