Mimpi Babe

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mimpi Babe
Haikal Hassan. Foto: Twitter/haikal_hassan

Pada saat manusia bermimpi, letak kesadarannya berada pada tingkat pra-sadar. Dalam kondisi itu ‘’Id’’ dan ‘’Superego’’ lebih banyak berperan dibandingkan dengan ‘’Ego’’. Karena itu sangat sering terjadi keinginan yang terpendam akan muncul melalui mimpi.

Dalam konsep Freud, Id adalah bagian dari manusia yang berisi insting-insting primitif yang tidak mengenal norma dan aturan. Superego adalah segala tuntutan dan aturan normatif yang berkaitan dengan harapan masyarakat agar seseorang berperilaku tertentu.

Sementara itu, Ego adalah jembatan kesadaran yang bertindak selaku hakim dari perilaku, yang diarahkan ke dunia luar dari perdebatan internal antara Id dan Superego.

Karena itu, mimpi tidak bisa muncul begitu saja. Mimpi memerlukan bahan-bahan yang perlu dirakit untuk dimunculkan di dalam tidur. Bahan-bahan itu adalah kesan-kesan dari pengalaman keseharian, pengalaman masa kecil, dan rangsangan somatis, dalam bentuk stimulus yang diberikan ketika tidur yang kemudian terekspresikan dalam mimpi.

Dalam teori mimpi Freud, jika seseorang mempunyai keinginan kuat dalam dunia eksternal dan tidak bisa mewujudkan keinginan itu, maka keinginan itu bisa muncul dalam mimpi. Teori mimpi Freud ini sudah diakui sebagai teori yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Di dalam tradisi Islam, mimpi menempati posisi yang sangat penting. Nabi-nabi dan utusan Allah menerima perintah dan wahyu melalui mimpi. Nabi Ibrahim menerima perintah menyembelih putranya, Nabi Ismail, melalui mimpi.

Orang-orang saleh yang dekat dengan Allah sering mendapatkan isyarat atau petunjuk melalui mimpi. Salah satu puncak mimpi tertinggi bagi orang-orang saleh itu adalah mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw.

Banyak orang-orang saleh yang melakukan amalan atau ritual tertentu supaya bisa bermimpi bertemu Rasululllah. Salah satu ritual yang dianjurkan oleh Rasulullah adalah membaca selawat secara rutin disertai dengan keinginan yang kuat supaya bisa bertemu melalui mimpi.

Menurut Primbon Jawa mimpi dibagi menjadi tiga macam, Titoyoni, Gondoyoni, dan Puspatajem.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News