Minta Dunia Percaya, Taliban Buka Suara soal Hak Wanita

Minta Dunia Percaya, Taliban Buka Suara soal Hak Wanita
Sekelompok orang mencoba menaiki tangga di Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, 16 Agustus 2021. (Twitter: Sudhir Chaudhary)

Saat didesak lebih jauh tentang isu perempuan dan penyusunan undang-undang tersebut, Zabihullah mengatakan aturan itu akan menjadi lebih jelas setelah sebuah pemerintahan terbentuk.

Negara-negara lain tidak akan mengakui Taliban

Pada jam yang sama dengan konferensi pers, Wakil Presiden Amrullah Saleh mempertaruhkan klaimnya sebagai penjabat presiden, dengan mengatakan bahwa di bawah konstitusi Afghanistan, jika presiden melarikan diri, seperti yang dilakukan mantan presiden Ashraf Ghani, maka Wakil Presiden menjadi penjabat presiden atau presiden sementara.

"Saya saat ini berada di dalam negara saya dan saya adalah presiden sementara yang sah," cuitannya.

Mantan presiden Ashraf melarikan diri ke luar negeri ketika Taliban masuk dan mengatakan dia ingin menghindari pertumpahan darah, tetapi Saleh tetap bertahan di provinsi asalnya, Panjshir.

Pada hari Selasa, Kanada bergabung dengan daftar negara-negara yang tidak akan mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan menyusul pengambilalihan Kabul oleh gerakan Islamis.

"Secara paksa, mereka telah mengambil alih dan menggantikan pemerintahan demokratis yang terpilih," kata Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

Diplomat top Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan bahwa Rusia "tidak terburu-buru" untuk mengakui pemerintah baru Taliban dan menyerukan dialog inklusif dari semua kekuatan politik di negara itu.

“Kami tidak terburu-buru untuk mengakui [pemerintah Taliban], sama seperti semua negara lain.

Taliban menggelar konferensi pers di Kabul Selasa kemarin (17/08), meminta dunia untuk mempercayai mereka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News