Minta Jaminan Keamanan

Forum Istri Buruh Freeport Mulai Resah dengan Aksi Sniper

Minta Jaminan Keamanan
Aksi Penembakan liar di jalan menuju tembagapura mulai meresahkan para istri buruh Freeport. Mereka menuntut aparat dan negara menindak tegas para sniper liar itu. FOTO : Radar Timika
“Kami, istri tidak bisa tidur tenang karena selalu pikirkan keselamatan suami kami yang bekerja,” kata Elisabeth. Dikatakan bahwa pernyataan ini untuk menyikapi insiden yang terjadi sejak 11 Juli lalu dan telah menyebabkan adanya korban tewas dan luka-luka.

“Kami juga minta ribuan karyawan di Tembagapura untuk dievakuasi sementara waktu ke Timika sampai ada jaminan keamanan untuk ketenangan kerja,” tandas Elisabeth.

Sesudah orasi di depan gedung DPRD, enam orang perwakilan istri karyawan, yakni Ny. Woisiri, Elisabeth Rumere, Ny. Rewang, Ny. Zusana Runtubesy, Ny. Tuka Surunu dan Ny. Agu Imbiri, disilahkan masuk ke ruang rapat DPRD untuk menyampaikan aspirasi kepada tiga perwakilan anggota DPRD, yakni Yan Anton Yoteni, Anastasia Tekege dan Agustinus Anggaibak.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Ketua DPC SPSI Mimika Agus Hugo Krey, Pendeta Isak Onawame, Kapolsek Mimika Baru AKP Lang Gia, Wakil Direktris Yahamak Arnold Ronsumbre, Tongoi Papua yang diwakili Beti Ibo, dan dari Forum Kerjasama (Foker) Jaringan Perempuan Mimika (JPM) yang diwakili Ny. Lilik R. Abbas dan Matea Mameyauw.

Saat itu, perwakilan istri karyawan PTFI meminta DPRD Mimika menggelar pertemuan dengan manajemen PTFI, SPSI, Tongoi Papua, TNI, Polri, dan Pemda Kabupaten Mimika untuk mencari solusi menghentikan penembakan di areal kerja PTFI. Jika keamanan di areal kerja PTFI tidak kondusif, para istri karyawan meminta suami mereka yang berada di Tembagapura dan sekitarnya agar dievakuasi ke kota Timika sebagai tempat yang dinilai masih kondusif.

TIMIKA – Situasi yang tak kunjung aman di Timika sudah membuat resah para istri dan keluarga karyawan Freeport Indonesia. Atas kondisi ini,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News