Minyak Merah
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Keberhasilan itu dipicu oleh khasiat olive oil yang bisa membuat sehat –sedang minyak goreng biasa dianggap sumber kolesterol.
Apakah minyak merah akan bisa menembus pasar yang didominasi aroma harum minyak goreng?
Dari harganya yang ''hanya'' Rp 15.000 /liter seharusnya bisa. Hanya selisih sekitar Rp 3.000 dari minyak goreng sawit. Tetapi soal aroma gorengan tadi soal yang sangat besar.
Sehat bisa kalah dengan enak. Khasiat bisa kalah dengan selera.
Kita biasa pilih sakit tetapi enak daripada sehat tetapi kurang enak.
Mengapa baru dua tahun lalu Donald memulai penelitiannya?
Itulah sisi baik pandemi Covid-19. Selama Covid penjualan vitamin E dan A meningkat drastis. Padahal harganya mahal. Kenapa tidak memanfaatkan kandungan vitamin dalam sawit yang sudah lama ia ketahui. Jadilah minyak merah itu.
Maka kalau saja minyak merah bisa memasyarakat –bisa seluas minyak goreng– alangkah sehatnya masyarakat kita. Imunitas masyarakat bisa naik dengan sendirinya.
Awalnya seperti tidak masuk akal: minyak merah lebih hebat dari olive oil. Bagaimana bisa? Padahal minyak zaitun itu begitu diagungkan di Eropa.
- Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Ekstasi di Bandara SSK II Pekanbaru, Ini Kronologinya
- MBG Rizhao
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Telkom Siap Gelar Digiland 2025 Seusai dapat Dukungan dari Gubernur DKI Jakarta
- Musnahkan Barang Hasil Penindakan Periode 2024-2025, Bea Cukai Juanda Tegaskan Ini
- Bea Cukai dan TNI Gagalkan Penyelundupan 445.800 Batang Rokok Ilegal di Gorontalo