Misteri Kemarahan Jokowi Menurut Fahri Hamzah
Sebab, eksekutif atau presiden itu tidak memerlukan rapat. Presiden mungkin boleh berkonsultasi, tetapi bukan mengadakan rapat.
"Dia (presiden) enggak perlu rapat, karena rakyat yang memilih dan dia sendiri diruang eksekutif itu, dia yang memimpin, apalagi dalam sistem presidential, ini bukan sistem parlementer," ujar dia.
Dalam sistem parlementer, lanjut Fahri, Perdana Menteri sebagai kepala eksekutif kerap rapat dengan anggota parlemen. Pasalnya, PM dipilih oleh koalisi parlemen jadinya disebut dengan parlementarisme.
Sementara itu, kalau eksekutif dalam sistem presidensialisme yang tidak dipilih oleh parlemen atau dipilih langsung oleh rakyat, tidak perlu rapat dan presiden bisa memutuskan sendiri.
"Kalau koordinasi oke, tetapi pada dasarnya meng-entertain istilah rapat di dalam pemerintahan itu menurut saya tidak terlalu perlu, dan buang-buang waktu. Sama juga kalau rapatnya dengan anak buah (menteri). Buat apa? Karena menteri itu, semua dipilih oleh presiden, diajak rapat? Pecat aja kalau enggak oke. Jadi itu sebenarnya. Namun, oke saya menghargai karena presiden menunjukkan sense of crisis dalam situasi seperti ini," ucap dia.
Oleh karena itu, secara terus terang Fahri agak miris melihat presiden sampai menyampaikan semacam kemarahan. Namun, Fahri menganggap itu bukan kemarahan, tetapi semacam frustrasi.
"Padahal, saya sudah sering mengomentari cara seharusnya presiden mengelola lembaga kepresidenan. Tidak boleh presiden itu kelihatan emosi, kelihatan marah, kecewa atau kelihatan putus asa," ujar dia. (mg10/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah merasa kasihan dengan Presiden Jokowi setelah melihat video rapat kabinet 18 Juni 2020.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- PKS Ngebet Merapat ke Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah Singgung Gagasan yang Sulit Dikompromikan
- Sekjen Gelora: Seingat Saya, Kalangan PKS Selama Kampanye Menyerang Prabowo-Gibran
- Soal Status Gibran dan Jokowi di PDI Perjuangan, Komarudin Bilang Begini, Tegas!
- Ketua Majelis Adat Sasak Mengajukan 2 Nama Menteri Untuk Mengisi Kabinet Prabowo
- SPIN: Partai Gelora Jadi Korban Kecurangan Pileg 2024
- Partai Gelora Dirugikan atas Indikasi Kecurangan saat Rekapitulasi Suara di Kota Tangerang