Misterius...11 Warga Sulawesi Tenggara Hilang

Misterius...11 Warga Sulawesi Tenggara Hilang
Misterius...11 Warga Sulawesi Tenggara Hilang

Terungkapnya kasus orang hilang di Lorong Satria bermulai dari laporan seorang warga bernama Suardi ke Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Suardi yang sehari-hari tinggal di lorong itu beberapa hari terakhir memang menyimak berita mengenai kasus hilangnya dr Rica di Jogyakarta. Ia pun merasa, lenyapnya tetangga sekaligus kerabatnya itu bisa saja terkait. 

Kepala Kesbangpol Kota Kendari, Ridwansyah Taridala bercerita, Suardi datang padanya Rabu (13/1) lalu, dan menceritakan kecurigaan kalau anggota keluarganya yang pergi sejak 6 bulan lalu itu sama nasibnya dengan dr. Rica. Mendengar cerita dari Suardi, Ridwansyah langsung menghubungi pihak Polda dan Korem untuk dilakukan pendalaman. 

"Malamnya, saya undang Suardi ke rumah untuk melanjutkan ceritanya di depan aparat keamanan,” kata Ridwansyah.

Sementara itu, Kapolres Kendari AKBP Ilham Saparona mengatakan, kasus itu kini telah ditanganinya. Pihaknya telah melakukan penyelidikan di lapangan untuk mencari tahu dimana keberadaan kelompok keluarga Suardi itu. Dugaan sementara, dua keluarga yang ada di By Pass Kendari itu berada di Kalimantan. 

Namun itu masih dugaan karena baru sebatas keterangan keluarga di Lorong Satria. "Katanya mereka menuju Kalimantan, makanya kami juga sementara mencari tahu apakah benar disana. Kami juga sudah menggerakan anggota untuk melakukan penindakan," tegasnya. 

Sementara itu, di Polda Sultra juga merilies data korban hilang di Sultra. Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto mengatakan, berdasarkan data yang masuk di Direktorat Intelegen Keamanan Polda Sultra, bukan hanya di Kendari yang ada korban hilang yang diduga ikut gerakan radikan Gafatar.

Di Baubau ada dua orang pemuda yang diketahui adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STT Nas) Yogyakarta bernama Mukhazabal Fuadum (26) dan Mahasiswa Atmajaya Yogyakarta bernama Anwar Sadat (24). Keduanya adalah anak dari Suhub (60) yang menurut keluarga keduanya hilang sejak 5 bulan lalu.

"Kata orang tuanya mereka putus komunikasi denga anaknya sejak Oktober 2015 lalu. Menurut mereka selama ini kedua anak itu aktif di gerakan Gafatar Yogyakarta. Namun kami masih mencoba melakukan koordinasi dengan Polda DIY untuk kasus ini," kata mantan Kapolres Baubau itu.

KENDARI - Sejak dibekukan awal Januari 2015 lalu di Sulawesi Tenggara, organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) memang sudah tak terdeteksi lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News