Monoloyo

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Monoloyo
Layanan aplikasi pesan. Foto/ilustrasi: JPNN.Com

Akan tetapi, realitas yang terjadi sekarang tidak sepenuhnya bisa mendukung ruang publik yang bebas. Ruang publik demokrasi telah dibajak oleh kekuasaan oligarki dan kepentingan pasar dan kekuasaan.

Percakapan di ruang publik yang berbasis kekuatan rasional dinodai oleh oligarki dan kepentingan demokrasi prosedural, sehingga bahasa percakapan, opini, dan diskursus di ruang publik menjadi kaku dan hati-hati karena diawasi dan ditertibkan.

Peringatan Presiden Jokowi untuk para pemimpin TNI dan Polri pasti akan membawa gaung kepada yang lain. Setelah muncul pernyataan bahwa TNI dan Polri tidak berurusan dengan demokrasi, nanti akan disusul seruan bahwa ASN juga tidak berurusan dengan demokrasi.

TNI dan Polri harus tegak lurus, taat dan loyal kepada pimpinan tertinggi, yaitu presiden. ASN juga demikian, harus punya loyalitas tunggal kepada pimpinan tertinggi, yaitu presiden. Era ‘monoloyo’ telah hadir kembali.(***)


Berita Selanjutnya:
Bangsa Tempe

Rupanya Jokowi mengintip WhatsApp Group (WAG) para pimpinan TNI dan Polri sehingga tahu ada tentara maupun polisi yang tidak setuju dengan proyek eksodus ibu kota negara.


Redaktur : Antoni
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News