Monumen Duka di Tigaras dan Kenangan tentang KM Sinar Bangun Nahas

Monumen Duka di Tigaras dan Kenangan tentang KM Sinar Bangun Nahas
Monumen KM Sinar Bangun di Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Bangunan tinggi yang terdiri atas tiga bagian itu adalah monumen untuk mengenang tragedi KM Sinar Bangun. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

KM Sinar Bangun yang dinakhodai Poltak Soritua Sagala meninggalkan Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir pada pukul 16.00 WIB. 

Nahas, kapal yang sedang menuju Pelabuhan Tigaras itu mengalami putus kemudi pada pukul 16.45 WIB.

Saat itu cuaca di Danau Toba juga sedang buruk. 

Sekitar 45 menit kemudian atau pada pukul 17.30 WIB, KM Sinar Bangun terbalik dan tenggelam.

Kabar tentang insiden KM Sinar Bangun itu cepat menyebar setelah sebuah feri berlabuh di Pelabuhan Tigaras pukul 17.20 WIB. 

Kapal itu juga mengangkut sebagian kecil penumpang KM Sinar Bangun yang selamat.

Momen itu masih sangat membekas di benak Juninho G. Sinaga. Warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu sedang berkunjung ke kampung leluhurnya di Tigaras saat KM Sinar Bangun celaka.

Juninho yang saat itu berusia 21 tahun berdiri di tepi Danau Toba menyaksikan proses evakuasi. Dia melihat wajah-wajah cemas.

Bangunan tinggi yang terdiri atas tiga bagian itu ialah monumen untuk mengenang tragedi KM Sinar Bangun. Insiden KM Sinar Bangun terjadi dalam suasana Idulfitri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News