Monumen Duka di Tigaras dan Kenangan tentang KM Sinar Bangun Nahas

Monumen Duka di Tigaras dan Kenangan tentang KM Sinar Bangun Nahas
Monumen KM Sinar Bangun di Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Bangunan tinggi yang terdiri atas tiga bagian itu adalah monumen untuk mengenang tragedi KM Sinar Bangun. Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

Namun, saat itu Moris melihat rumahnya sudah dipadati banyak orang. Ada banyak orang menangis.

Seketika itu pula perasaan Moris langsung campur aduk. Tanpa pikir panjang, dia mengambil helm dan memacu sepeda motornya menuju Tigaras.

Dalam keadaan kalut, Moris menyusuri jalanan sepi dan berkelok. Sekitar satu jam kemudian dia tiba di Pelabuhan Tigaras.

Sejurus kemudian Moris bergegas mencari daftar nama penumpang KM Sinar Bangun. Dia melihat nama abangnya dan Mey ada di daftar itu.

Suasana hati Moris makin tak karuan. Namun, dia tetap harus mengabarkan soal itu kepada keluarganya.

Sehari, dua hari, hingga sepekan, Moris tak mendapat kabar pasti soal abangnya. Pada 3 Juli 2028, pemerintah menghentikan pencarian korban KM Sinar Bangan.

"Sampai pada akhirnya SAR memberitahukan bahwa pencarian akan dihentikan, isak tangis seluruh keluarga pecah pada hari itu. Kami pun pihak keluarga hanya bisa mengikuti perintah itu dan harus mengikhlaskan seikhlas-ikhlasnya," kata Moris.

Walau berat, Moris dan keluarga pada akhirnya harus menyadari bahwa suratan takdir dari Yang Mahakuasa tak bisa dihindari. Namun, pihak keluarga masih mengenang Gabe -panggilan Feri Despian Panggabean- sebagai sosok yang bisa diandalkan dan selalu mengayomi adik-adiknya.

Bangunan tinggi yang terdiri atas tiga bagian itu ialah monumen untuk mengenang tragedi KM Sinar Bangun. Insiden KM Sinar Bangun terjadi dalam suasana Idulfitri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News