MPR Ingatkan Mendikbud Nadiem Makarim Jangan Asal Ganti Kebijakan
Jumat, 13 Desember 2019 – 16:04 WIB
"Seperti tidak paham sistem pendidikan dan kerja memori otak saja. Setelah dia membaca, menghafal, mengkaji, dia diuji," ujarnya.
Jazuli menegaskan bahwa UN adalah tahap terakhir. Nah, ujar dia, kalau tahap terakhir ini dihilangkan lantas apa alat ujinya.
"Nah makannya itu jelaskan ke publik, apa? Kami prinsipnya setuju, apa cara ngeceknya? Apa lewat aplikasi? Lewat apa bahwa si anak ini lulus, bahwa si anak ini setara dan sudah terstandar?" katanya.
Menurut Jazilul, tahap penilaian itu tetap harus ada, apakah bernama UN atau nama yang lain. Yang jelas orang belajar harus dinilai.
"Negara sekarang mengarah pada keunggulan, harus jelas standarnya. Oke tidak UN, tetapi apa standar penilaiannya?," tanya Jazuli.(boy/jpnn)
Pernyataan Mendikbud Nadiem Makarim yang menyebut dunia tidak membutuhkan anak-anak yang jago menghafal dipertanyakan.
Redaktur & Reporter : Boy
BERITA TERKAIT
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar
- Konser Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai Bertabur Artis
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Heboh Aturan Seragam Sekolah Baru, Disdik Jakarta Bilang Begini
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Senayan Mendesak Ada Formasi Khusus