MPR RI: Jaga Kesucian Ramadan dengan Menjunjung Tinggi Toleransi

MPR RI: Jaga Kesucian Ramadan dengan Menjunjung Tinggi Toleransi
Peneliti dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Okky Tirto (kanan) menjadi pembicara Diskusi Empat Pilar MPR RI bertema ‘Menjaga Toleransi di Bulan Suci Ramadan’ di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (12/4). Foto: Humas MPR RI

Bukhori berharap agar semua elemen bangsa menjaga toleransi dengan baik selama Ramadan berlangsung.  Dan kepada umat Islam, tidak usah diragukan lagi, negara sangat menjamin kebebasan beribadah. 

Namun, saat ini pandemi Covid-19 masih melanda. Sehingga, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk memutus rantai penyebaran virus, salah satunya dengan  pembatasan-pembatasan kegiatan, termasuk ibadah. Sekali lagi, hal itu bukan untuk menghalangi hak beribadah tapi untuk alasan kesehatan.

“Isilah bulan mulia ini dengan amal ibadah seperti sholat Tarawih dan lainnya, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan selalu menerapkan gaya hidup sehat,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Okky Tirto mengatakan soal toleransi, bangsa Indonesia sudah matang dipanggang sejarah. Artinya, toleransi adalah  nyawanya rakyat Indonesia sejak dulu hingga kini.

Sebab, walaupun berbeda-berbeda suku, budaya dan lainnya, saling menghormati selalu ada dalam tradisi.

Contohnya, suku Abui yang biasa juga disebut juga suku Barawahing, Barue atau Namatalaki merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Suku ini memiliki satu semboyan yang sangat terkenal yakni ‘Tara Miti Tomi Nuku’ artinya, meskipun berbeda tetapi satu dalam hati. Lalu ada Pela Gandong di Maluku, dan masih banyak lagi suku yang memiliki semboyan persatuan. Luar biasa dewasanya mereka dalam menghadapi perbedaan.

Intinya, menurut Okky, rakyat Indonesia sudah sangat memahami bagaimana menyikapi perbedaan yang ada bahkan perbedaan agama. Sikap mereka biasa saja, tidak ada yang perlu diributkan. Saya rasa toleransi sudah menjadi bibit di negara Indonesia.

Ritual ibadah selama satu bulan penuh itu sangat dimuliakan oleh seluruh umat Islam. Untuk itu sangat dibutuhkan toleransi dari seluruh rakyat Indonesia yang berbeda keyakinan untuk selalu menjaga kesucian Ramadan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News