MSE Atasi Kecurangan Pemilu

MSE Atasi Kecurangan Pemilu
MSE Atasi Kecurangan Pemilu
“Sistem awalnya sama saja, pemilih mendatangi tempat pemilihan suara, petugas kemudian memeriksa pemilih apakah terdaftar atau tidak, kemudian pemilih memasuki bilik suara. Nah, nantinya ada petugas yang mengendalikan control unit. Control unit ini fungsinya sebagai kunci karena dialah yang akan membuka dan mengunci mesin pemilih suara. Jadi kalau dia tidak menekan tombol yang hijau di control unit ini, maka si pemilih tidak akan bisa memberikan suaranya,” tutur dosen yang kerap mendesain berbegai mesin elektronik itu.

Dijelaskan Maman, ketika si pemilih akan memberikan suaranya maka lampu akan menyala, sebagai tanda bahwa alat tersebut menyala dan bukti kepada saksi di TPS bahwa si pemilih akan memberikan suaranya. Pemilih kemudian akan memberikan suaranya lewat mesin suara dengan menekan tombol nama-nama calon yang akan dipilihnya, termasuk ada pilihan abstain.

“Pemilih tak bisa memencet tombol dua kali, karena ini akan otomatis terkunci jika pemilih sudah memberikan suaranya. Kami memberikan tombol abstain sebagai hak kepada pemilih dan tergantung keinginan pemesan sendiri. Kebetulan ketika pemilihan IA ITB kemarin, panitia meminta ada tombol abstain. Dan usai memencet tombol calon itu, maka kertas suara itu akan keluar dan menunjukan bukti siapa yang kita pilih,” tuturnya.

Kertas tersebutpun akan menjadi bukti ketika ada calon yang tidak percaya dengan hitungan elektronik, maka bisa dihitung secara manual dengan kertas-kertas yang keluar usai pemilihan itu.

BANDUNG - Kecurangan dalam sistem pemilihan umum di Indonesia masih saja terjadi. Bahkan untuk memutuskan suatu kemenangan dari para colon pun tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News