Mufti Anam: Debat Panas Adian Vs Arya jadi Momentum Perkuat Transparansi BUMN

Mufti mengatakan, sebelumnya, seleksi direksi dan komisaris melibatkan lembaga independen yang ikut menilai soal soft competencies dan hard competencies calon direksi dan komisaris.
Namun, sekarang sudah tidak lagi seperti itu. Kementerian BUMN hanya melakukan seleksi internal.
”Nah internal ini seperti apa, kan publik harus tahu. Tinggal dibuka saja sistem dan mekanismenya, kalau memang ada mekanisme yang benar-benar rigid dalam menyeleksi direksi dan komisaris,” ujar Mufti.
”Ini merupakan bagian dari transparansi. Dan ingat lho, transparansi ini adalah salah satu dari budaya korporasi yang kini jadi perdebatan Adian dan Arya. Transparansi adalah bagian dari good corporate governance,” imbuh Mufti.
Menurut Mufti, justru dengan transparansi itulah, publik serta pelaku pasar akan percaya dengan BUMN.
”Jadi debat ini momentum memperkuat transparansi, kalau memang mau kementerian mau mengambil sisi positifnya,” pungkasnya. (*/adk/jpnn)
Mufti Anam menilai perdebatan antara Adian versus Arya menyuguhkan dua kutub pemikiran ke tengah publik.
Redaktur & Reporter : Adek
- MDI Ventures lewat Amvesindo Ambil Peran dalam Peluncuran Maturation Map
- Rayakan 124 Tahun Pegadaian, SP Pegadaian Ikuti Arahan Presiden Prabowo
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Kementerian BUMN Dorong Penguatan Komunikasi Digital Berbasis AI dan Praktik Lapangan
- Selamat, Direktur Pegadaian Raih Penghargaan Women’s Inspiration Awards 2025
- Pengemudi Daring Ingin Potongan Aplikator Turun Jadi 10 Persen, Adian Siap Memperjuangkan