Muhammadiyah Bersaing dengan Negara

Muhammadiyah Bersaing dengan Negara
Muhammadiyah Bersaing dengan Negara

Alangkah aneh jika Negara bersaing dengan civil society, seperti Muhammadiyah, NU, dan berbagai elemen masyarakat lain baik yang terhimpun dalam lembaga adat, keagamaan, sosial dan sebagainya.

Jika hendak diambil contoh, pemerintah semestinya tak perlu lagi mengurusi TVRI dan RRI ketika jaringan televisi dan radio swasta menunjukkan kemampuannya melayani publik. Masihkah pemerintah perlu mempunyai rumah sakit  ketika RS swasta semakin canggih dan maju? Adapun askes dan jamkesnas bisa saja disalurkan ke RS swasta.

Pertanyaan sejenis bisa ditujukan kepada sektor pendidikan, yang justru telah diurus oleh Muhammadiyah, NU, bahkan juga perguruan Kristen dan Katholik sejak awal. Toh telah terbukti di sektor penerbangan, Garuda tak lagi terbang sendirian. Sudah banyak maskapai swasta, dan suatu hari pemerintah boleh mundur secara perlahan.

Penswastaan di sini tentu tak semata dalam makna privatisasi BUMN yang harus dilego sebagian sahamnya ke tangan modal asing. Tetapi lebih kepada pengertian bahwa sudah tiba masanya untuk menentukan mana sektor yang harus dikelola oleh pemerintah dan mana yang didorong agar ditangani oleh kalangan swasta dan civil society.

MUHAMMADIYAH bak matahari bagi masyarakat pribumi yang ratusan tahun tertindas penjajah. Maklum, Indonesia baru lahir pada 17 Agustus 1945, sedangkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News