MUI Tarakan Beberkan Kriteria Aliran Sesat

Syamsi juga menambahkan, hal lain yang seringkali tidak diketahui masyarakat adalah para pengajar sesat ini tak segan-segan menggunakan cara-cara tak wajar, seperti hipnotis dan ilmu gaib. Sehingga banyak orang yang mempercayai hal yang irasional. Faktanya, beber Syamsi, ada orang terpelajar yang menjadi pengikut pengajar sesat yang mengklaim dirinya setiap hari bolak-balik Indonesia-Mekah-Madinah untuk salat 5 waktu.
“Dia mengaku bisa bertemu Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril kapan saja dia mau, menerima wahyu dari Allah SWT, pernah mati dan hidup lagi, bisa naik ke langit ketujuh dalam sekejap untuk memintakan kepada Allah SWT segala keperluan-keperluan yang diminta murid-muridnya, dan banyak lagi,” urai Syamsi.
Beberapa tahun lalu, MUI Tarakan pernah menetapkan salah satu aliran sesat di Kelurahan Mamburungan yang di antara pengikutnya ada PNS yang menyandang sarjana agama. Untuk itu, masyarakat perlu mengenali dan memahami ciri-ciri dan kriteria aliran sesat.
“Berdasarkan hasil Rakerja Nasional (Rakernas) Majelis Ulama Indonesia diuraikan ciri-ciri atau kriteria aliran sesat ada 10 poin,” papar Syamsi.
Syamsi pun mengimbau kepada masyarakat Tarakan agar memiliki proteksi diri yang kuat menyikapi aliran sesat ini. “Dengan memperdalam ilmu pengetahuan agama dengan tokoh agama yang memang sudah terkredibel,” tuntasnya. (izo)
TARAKAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan menyikapi fenomena aliran sesat yang marak berkembang di masyarakat. Ketua I MUI Tarakan, Syamsi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Prostitusi di Aceh: Mbak ISK Sudah di Kamar, yang Pesan Ternyata Polisi
- Pemilik Warung Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pembunuhan
- Gen Z di Jateng Disebut Jadi Agen Perubahan Transisi Energi
- Polisi Ungkap Praktik Prostitusi Online di Lhokseumawe, Tangkap 3 Tersangka
- Polres Tanjung Priok Raih Predikat Pengelolaan Anggaran Terbaik Kedua dari 139 Satker
- Kapal Feri Tenggelam di Peraian Penajam, BPBD Bergerak Mengevakuasi Penumpang