Mulia, Terdakwa Pembunuh Anak Kandung Langsung Menangis

Mulia, Terdakwa Pembunuh Anak Kandung Langsung Menangis
Sedih. Ilustrasi Foto: pixabay

“Untuk mengetahui penyebab kematian korban, kami (pihak rumah sakit) melakukan autopsi atas dasar permintaan dari penyidik kepolisian,” kata dr Ricka Brillianty Zaluchu, ahli forensik RSUD dr Doris Sylvanus.

Dari hasil autopsi diketahui, di sekujur tubuh korban mulai dari kepala hingga kaki, terdapat luka memar. Sebelum dibawa ke rumah sakit, korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

“Wajah, tangan, dan kaki terdapat luka memar,” ujarnya. Luka memar tersebut diperkirakan akibat pukulan benda keras.

Selain itu, pihaknya juga melihat ada luka memar di leher korban, yang diperkirakan akibat cekikan.

“Korban mati lemas karena kehabisan oksigen. Hal tersebut terlihat dari bekas luka yang ada di leher karena cekikan, yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ucapnya.

Usai mendengarkan keterangan ahli, hakim ketua kemudian bertanya kepada terdakwa, apakah terdakwa tahu dengan kondisi korban.

Pertanyaan hakim ini tidak langsung dijawab, karena korban terus menunduk sambil menangis selama persidangan berlangsung. Setelah ditanya kembali apakah tahu, terdakwa mengatakan tidak tahu.

Sebelumnya, kasus dugaan pembunuhan oleh ibu terhadap anak kandungnya terjadi di Jalan Tjilik Riwut Km 9, Kompleks Bukit Ketimpun II, Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya.

Mulia, terdakwa kasus pembunuhan terhadap anak kandungnya sendiri, langsung menangis saat diperlihatkan foto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News