Mungkinkah Darah Pasien Sembuh Jadi Obat Pembunuh Virus Corona?

Mungkinkah Darah Pasien Sembuh Jadi Obat Pembunuh Virus Corona?
Dr Arturo Casadevall, pakar imunologi dari Johns Hopkins University, mendapat lampu hijau untuk mengujicoba terapi antibodi untuk pasien corona dengan menggunakan plasma darah pasien yang sudah sembuh. (Twitter/Istimewa)

Ketika seseorang terinfeksi oleh kuman tertentu, tubuh mulai membuat protein yang dirancang sebagai antibodi untuk melawan infeksi. Setelah orang tersebut pulih, antibodi-antibodi itu mengapung dalam darah - khususnya di plasma, bagian cair dari darah - selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Namun patut dicatat bahwa ini tidak seperti vaksin, dan hanya bersifat sementara.

Vaksin sendiri melatih sistem kekebalan tubuh manusia untuk membuat antibodi melawan kuman tertentu. Pendekatan infus plasma akan memberi orang suntikan sementara antibodi orang lain dalam jangka pendek dan membutuhkan dosis berulang.

Faktor yang menguntungkan dari terapi antibodi ini yaitu darahnya bias tersedia segera dari mereka yang sudah sembuh, sementara obat dan vaksin membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Mentransfusikan darah dengan cara ini tampaknya relatif aman, asalkan disaring untuk virus dan agen infeksi lainnya.

 

Dirangkum dari berbagai sumber termasuk Jurnal Nature.


Upaya menyembuhkan pasien yang terjangkit virus corona terus dilakukan kalangan medis di berbagai negara


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News