Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?

Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
Kardinal Indonesia dan Filipina saat kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta 2024. (Reuters: Guglielmo Mangiapane)

Tidak seperti kardinal negara tetangganya, nama Kardinal Indonesia yang berusia 74 tahun ini nyaris tidak pernah terdengar menjelang konklaf, mungkin karena Suharyo sendiri tidak pernah ingin menjadi Paus, meskipun ia cukup lantang dan progresif di Indonesia.

Ketika pemerintah Indonesia berencana untuk memberikan izin tambang pada organisasi keagamaan, Kardinal Suharyo menolaknya.

Ia menggarisbawahi kalau Konferensi Wali Gereja adalah ormas yang dibangun di atas hukum gereja, tidak boleh mencampuradukkan urusan agama dan bisnis. 

"Saya tidak akan minta izin tambang atau izin mendirikan rumah ibadah, saya hanya ingin pemerintah menjalankan perannya dengan baik," kata Kardinal Suharyo.

Ia juga dikenal membangun tim awam, beranggotakan para profesional Katolik yang ahli di berbagai bidang untuk memberikan masukan dan update, serta berdiskusi dengannya.

Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Vincentius, Adi Prasojo, yang 12 tahun terakhir melayani dengan Romo Suharyo, mengatakan Uskup Agung Jakarta ini tidak punya ambisi.

"Saya bisa pastikan hanya ada satu yang beliau pikirkan, yaitu pelayanan pada gereja," ujarnya

"Tidak punya misi kekuasaan atau jabatan, dan hanya memikirkan pelayanan kepada umat," kata Romo Adi yang berada di Vatikan menjelang persiapan konklaf kepada ABC Indonesia.

Dalam film Conclave, seorang uskup dari wilayah yang mayoritas penduduknya bukan Katolik, secara tak terduga terpilih sebagai Paus

Sumber ABC Indonesia
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News