Musim Kemarau Membawa Berkah Bagi Petani Kopi

Musim Kemarau Membawa Berkah Bagi Petani Kopi
Seorang penampung kopi di Pasar Rangkasbitung merasa kewalahan melayani permintaan pasar. Foto: Antara

jpnn.com, LEBAK - Musim kemarau panjang membawa berkah tersendiri bagi petani kopi. Di Kabupaten Lebak, Banten, permintaan komoditas kopi cenderung meningkat sejak dua bulan terakhir.

"Hari ini kami memasok kopi Lebak ke daerah Lampung sebanyak tiga ton," kata Isman, seorang penampung kopi saat ditemui di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu (29/9).

Permintaan komoditas kopi asal Kabupaten Lebak sejak kemarau panjang cenderung meningkat, sebab produksi kopi di berbagai daerah di Tanah Air menurun.

Saat ini, ia mengatakan, dirinya melayani permintaan pasar dari luar daerah, seperti Lampung, Bogor, Tangerang, dan Jakarta. Pasokan kopi, kata dia, diperoleh dari petani Lebak yang menjual hasil panennya ke Pasar Rangkasbitung.

"Dalam sehari terkadang kami menampung kopi petani hingga satu ton dengan harga Rp 17.000/kg," katanya.

Menurut dia, selama ini, kopi Kabupaten Lebak memiliki kualitas tinggi karena jenis kopi arabica dengan keunggulan beraroma dan rasanya tidak begitu pahit.

Oleh karena itu, kopi Lebak bisa disajikan dalam bentuk minuman panas dan dingin juga bisa dijadikan bahan campuran aneka makanan kuliner.

Saat ini, banyak petani kopi yang menjual kopinya ke penampung di Pasar Rangkasbitung, karena mereka langsung menerima uang tunai dan bisa berbelanja kebutuhan rumah tangga. "Kami yakin kopi Lebak memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan kopi dari Pulau Sumatera," katanya.

Permintaan komoditas kopi asal Kabupaten Lebak sejak kemarau panjang cenderung meningkat sebab produksi kopi di berbagai daerah di Tanah Air menurun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News