Musim Pohon Kapuk di Canberra Disalahkan sebagai Penyebab Alergi
Pakar serbuk di Australia mengungkapkan, para penderita alergi di Canberra membenci datangnya musim pohon kapuk di musim semi meski pohon itu belum tentu mendatangkan sakit bagi mereka.
Bulu-bulu kapas berjatuhan dari pohon kapuk tiap tahunnya.
Di sebagian wilayah Canberra dan di sekitar kampus Australian National University (ANU), bulu-bulu kapas yang jatuh bisa sangat tebal dan terlihat seperti salju.
Namun pakar serbuk sari dari ANU, Simon Haberle, mengatakan, bulu kapas itu bukanlah serbuk musim semi.
“Bijinya yang tertiup angin dan anda lihat. Biji itu jatuh dalam bentuk bulu kapas. Kenyataannya, itu bukan serbuk, jadi ini tak berhubungan dengan reaksi alergi,” jelasnya.
Mereka yang memiliki alergi bisa menderita bersin berkepanjangan, mata yang berair, pilek, gatal pada telinga, dan sakit tenggorokan sebagai akibat dari terekspos substansi yang mengganggu, seperti serbuk sari.
Profesor Simon mengatakan, pohon kapuk disalahkan secara tidak adil sebagai penyebab alergi, yang sebenarnya disebabkan serbuk mikroskopik lainnya.
Pakar serbuk di Australia mengungkapkan, para penderita alergi di Canberra membenci datangnya musim pohon kapuk di musim semi meski pohon itu belum
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka