Muslimin, Masih Muda, Peternak Ayam Kampung, Punya Omzet Rp 165 Juta per Bulan

Muslimin, Masih Muda, Peternak Ayam Kampung, Punya Omzet Rp 165 Juta per Bulan
Regenerasi petani dan peternak menjadi perhatian besar Kementan. Foto: kiriman dari BPPSDMP

Sebagai generasi milenial, pria berusia 30 tahun ini memanfaatkan media online untuk memasarkan hasil ternak dan olahannya langsung kepada konsumen.

"Kami berupaya memotong jalur distribusi agar konsumen bisa mendapatkan pasokan daging ayam yang sehat dan terjangkau, apalagi di masa pandemi ini masyarakat diminta tetap di rumah saja, kami melayani pengantaran sampai ke rumah-rumah," ujar Efu, sapaan akrabnya.

Muslimin menjelaskan alasanya memilih komoditas peternakan khususnya ayam kampung dikarenakan pemeliharaannya relatif mudah dengan tingkat kematian yang rendah.

"Apalagi sudah ada anakan ayam kampung unggulan yang dikembangkan oleh Kementan berikut dengan informasi terkait teknis pemeliharaanya,” jelasnya.

Kini ia telah memiliki peternakan di tiga lokasi dengan penjualan rata-rata 3.000 ekor ayam kampung per bulan. Harga tiap ekor untuk wilayah Kota Makassar adalah Rp 55.000, sehingga rata-rata total omzet dalam satu bulan Rp 165 juta.

Ia pun menjelaskan pos pengeluaran terbesar ada di pakan dan DOC Ayam KUB yang mencapai Rp 22.000 per ekor.

Untuk 3.000 ekor dibutuhkan modal Rp 66 juta. Jadi keuntungan bersih per bulan sebesar Rp 99 juta.

"Pengeluaran masih bisa ditekan dengan menetaskan sendiri DOC dan mencari pakan alternatif yang lebih murah," kata Muslimin.

BPPSDMP mengapresiasi Saefuddin Muslimin, petani atau peternak dari kalangan milenial yang eksis di tengah wabah COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News