Mutasi Pertama Era Jenderal Listyo Sigit, Neta IPW Singgung Orang BG, Tito, Idham Azis, Geng Solo

Mutasi Pertama Era Jenderal Listyo Sigit, Neta IPW Singgung Orang BG, Tito, Idham Azis, Geng Solo
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyoroti mutasi perdana yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ilustrasi Foto: YouTube JPNN.com

Keenam, Neta menambahkan, mutasi pertama Kapolri Sigit ini berhasil mereposisi Kabaintelkam yang semula dipegang mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Komjen Rycko Amelza Dahniel diserahkan kepada Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.

“Dan baru kali ini putra Papua mendapat bintang tiga di Polri,” tegas Neta. 

Ia mengatakan terjadinya kerumunan massa dalam kepulangan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi, maupun kasus penembakan laskar FPI di Tol Cikampek tidak terlepas dari kelemahan deteksi dini dan antisipasi Baintelkam.

“Sehingga reposisi di Baintelkam Polri menjadi sebuah kewajaran dilakukan,” katanya. 

Lebih lanjut IPW menilai Kapolri Jenderal Sigit sangat sulit untuk melakukan mutasi maksimal di tubuh Polri, terutama dalam mencapai konsep Presisi yang dicanangkannya saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR. 

Sebab, gerbong mutasi yang bisa dilakukan Sigit hanya sebatas pada bintang dua ke bawah, sedangkan mutasi di posisi bintang tiga hanya ada dua tempat yang kosong, yakni Kabareskrim dan Sestama Lemhanas. 

“Selebihnya, posisi lainnya masih dijabat oleh jenderal bintang tiga yang masa dinasnya masih lama, yakni dua tahun lagi,” katanya. 

Karena itu, Neta menambahkan, perputaran mutasi dari bintang dua ke posisi bintang tiga sangat terbatas dan cenderung stagnan hingga dua tahun ke depan. 

Neta IPW memberikan enam catatan terkait mutasi perdana yang dilakukan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sejak menjabat sebagai Kapolri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News