Myanmar Makin Panas, 300 Orang Ditahan, Polisi dan Demonstran Beringas

Myanmar Makin Panas, 300 Orang Ditahan, Polisi dan Demonstran Beringas
Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. Foto: ANTARA/REUTERS/Stringer/wsj

jpnn.com, MYANMAR - Pendukung Aung San Suu Kyi melanjutkan aksi protes melawan kudeta Militer Myanmar, pada Jumat 12 Februari 2021 kemarin.

Sekitar 300 orang telah ditangkap sejak kudeta berlangsung, dan tiga orang terluka selama gelombang protes muncul.

Penyelidik PBB untuk Myanmar menyatakan aparat keamanan menggunakan amunisi untuk melawan pengunjuk rasa.

Upaya itu disebut melanggar hukum internasional. Temuan itu disampaikan dalam sesi khusus bersama Dewan HAM di Jenewa.

Selain itu, terdapat 350 orang ditangkap sejak Februari, dan tiga orang terluka. Di antara yang ditangkap antara lain sejumlah aktivis dan biarawan.

Pelapor khusus PBB Thomas Andrew meminta akan Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan untuk menerapkan sanksi dan embargo.

Sedangkan utusan Myanmar untuk PBB, Myint Thu, menyampaikan jika pihaknya tak ingin "menghentikan proses transisi demokrasi" dan ingin tetap bekerjasama dengan pihak internasional.

Diketahui, pengunjuk rasa tetap melakukan aksi protes damai pada Jumat, 12 Februari, meski militer Myanmar mengeluarkan larangan berkerumun.

Rekaman milik Radio Free Asia menunjukkan polisi Myanmar menyeret demonstran dan memukulnya di bagian kepala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News