Naik Sepeda

Oleh: Dahlan Iskan

Naik Sepeda
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya senang, sayalah yang harus berterima kasih karena komentar saya direspons dan nama saya disebut. Komentar saya yang ketiga, direspons dengan "anda punya bakat menulis".

Baca Juga:

Wow, bukan main senangnya, tanpa saya sadari ternyata dari tulisan saya yang sederhana itu dinilai ada bakat menulis.

Tidak bermaksud untuk membuktikan, saya terus menulis dan terus menulis. Tulisan komentar saya tentang Khalil Gibran, tentang kesaksian Boby, tentang perjalanan ke Inggris dan Amerika, semua mendapat respons yang baik.


Ada kalanya komentar saya tidak direspons, tidak mengapa. Mungkin saat itu tulisan saya sedang kurang baik dan waktunya introspeksi diri.
Saat ini saya merasa sangat beruntung, nama saya disebut kembali, di tulisan Disway hari ini bahkan dimungkinkan bisa "mengalahkan" tulisan Bapak Mirza Mirwan yang bermuatan ilmu pengetahuan dan tulisan Bli Leong Putu yang penuh canda, santai tapi juga serius. Saya berharap kali ini Bapak sedang bergurau. Masih jauh rasanya jika dibandingkan dengan tulisan beliau berdua.

Membaca kolom komentar hari ini, saya dibuat tertawa eh.. senyum-senyum sendiri, terutama tulisan Kang Sabarikhlas yang mengira saya mau menjadi perusuh baru, he he. Tulisan Bapak Fiona Handoko, Jo Neka, Bapak Riyono SKP, Bapak Thamrindahlan dan Jimmy Marta yang penasaran dan menebak-nebak nama samaran dari Dwiati Handayani.
Rasanya ingin saya merespons semua komentar mereka, tapi saya belum cukup berani untuk menulis di kolom komentar. Saya masih ingin terus belajar membuat tulisan yang baik dan layak untuk dibaca oleh banyak orang.

Satu lagi harapan saya, bukan hanya menjadi penulis yang baik, tapi juga menjadi pembaca yang baik. Pembaca yang bisa memahami nilai-nilai baik dari seorang penulis yang tersirat dalam tulisan yang dibuatnya. Terima kasih Bapak, Disway membuat saya di masa pensiun ini memiliki kesibukan yang positif yaitu membaca dan menulis selain aktivitas yang membahagiakan, momong cucu.

[6/27, 01:35] Yani Jkt:
Membaca Disway hari ini saya jadi teringat pada Ibu saya. Saat ini beliau berusia 83 tahun - tepatnya nanti di bulan Desember. Sebagai Ibu rumah tangga biasa yang berprofesi Guru TK, Ibu tidak terlibat dalam dunia politik, juga bukan pengamat politik. Meskipun sebagai rakyat biasa, menurut saya, beliau adalah seorang Soekarnois. Mungkin terbawa oleh suaminya, yaitu mendiang Bapak saya yang selisih usianya 16 tahun lebih tua pada saat mereka menikah. Ketika Ibu Megawati terpilih menjadi Presiden RI, Ibu saya sangat kagum dan bangga, bukan hanya karena Ibu Megawati seorang wanita tetapi lebih karena Ibu Megawati adalah anak dari seorang Soekarno.

Bersyukur, Ibu saya tergolong sehat di usianya kini, tidak ada keluhan fisik yang berarti. Hanya satu yang dirasakan, berkurangnya pendengaran. Puji Tuhan, bisa teratasi dengan alat bantu pendengaran. Daya ingatnya masih sangat-sangat tajam, terutama ketika beliau bercerita tentang masa lalu. Manis-pahitnya bahkan getirnya kehidupan yang dijalaninya.

INILAH contoh seseorang yang awalnya hanya bisa menulis satu-dua kalimat, lantas bisa menjadi penulis yang baik. Bisa bercerita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News