Namanya La Susah, Ingin Hadir saat Anaknya Diwisuda
“Saya juga bersyukur karena anak saya memiliki kemampuan yang lebih baik dari saya, sehingga dia dapat beasiswa. Semoga dia bisa selesai dengan nilai yang baik,” katanya sembari memperbaiki posisi topi paslon idamannya pada Pilkada 2015.
Kondisi yang sudah tua membuatnya sedikit mengurangi aktivitas jualan. Dulunya setiap hari Ia berkeliling. Beberapa waktu terakhir mulai dikurangi, karena fisiknya mulai sakit-sakitan.
Bahkan, karena pendapatan yang mulai menurun, kebiasaan perantau untuk mudik di hari raya Idul Fitri tak lagi dilakukannya dalam lima tahun terakhir. Hanya saja, hari raya kemarin, Istrinya sempat pulang ke Raha untuk bertemu keluarga.
Namun, dirinya tidak ikut karena terkendal biaya. La Susah berharap, saat anaknya sudah meraih gelar sarjana nanti, dia dan istri bisa ke Sulawesi Tenggara untuk menghadiri wisudanya.(*/sam/jpnn)
USIANYA sudah tidak lagi muda. Tapi semangat La Susah untuk tetap menafkahi keluarga patut diacungi jempol. Meski profesinya hanya sebagai penjual
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor