Namanya La Susah, Ingin Hadir saat Anaknya Diwisuda

Namanya La Susah, Ingin Hadir saat Anaknya Diwisuda
La Susah, warga Kota Luwuk yang berprofesi menjual ikan saat melintasi jalan Kol Sugiono, Selasa (26/7). Foto: Steven Pontoh/Luwuk Post/JPNN.com

Bekerja serabutan, La Susah kemudian bertemu dengan pujaan hatinya. Setelah memantapkan hati, tahun 1982 Ia memutuskan menikah. Sejak saat itu, La Susah mulai bekerja tetap sebagai penjual ikan keliling. 

Pekerjaan serabutan sedikit ditinggalkan, sebab menjual ikan keliling hanya butuh modal sedikit. Yakni, dua buah ember bekas cat, tali nilon dan sepotong kayu yang akan dijadikan pikulan. Tentunya dengan sedikit rupiah untuk membeli ikan di pasar, yang lantas dijualnya lagi. 

“Saya setiap pagi sudah belanja di pasar Simpong. Kemudian jalan keliling sampai ke Kodim. Kalau dihitung jaraknya hanya tiga kilometer tapi karena saya jualan masuk keluar gang dan lorong, jadi kalau ditotal bisa 10 kilometer sehari,” imbuhnya.

Pekerjaan itu terus dilakoninya hingga kini. Meski pendapatannya terbilang tidak banyak, tapi La Susah merasa selama ini selalu berkecukupan dan Ia mensyukuri itu. 

Dikaruniai dua orang anak tentu saja membuatnya terus berusaha. Sesekali ia mencari pekerjaan sampingan. Tapi aktivitas pagi hari keliling kota dengan dua buah ember di pikulan tetap dilakoni.

Dengan kerja keras, La Susah akhirnya mampu membeli sebidang pekarangan dan membangun rumah. Tapi yang patut diapresiasi adalah keinginannya untuk terus memberikan pendidikan kepada si buah hati yang kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo atau yang lebih dikenal dengan singkatan Unhalu Kendari, Sulawesi Tenggara. 

“Anak saya yang pertama sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Yang kedua saat ini sementara kuliah di Unhalu jurusan kimia,” jelasnya dengan semangat.

Ia mengaku meskipun penghasilannya sudah tidak sebesar dulu saat masih fisiknya masih kuat, tapi keinginannya melihat buah hati diwisuda sangat besar. 

USIANYA sudah tidak lagi muda. Tapi semangat La Susah untuk tetap menafkahi keluarga patut diacungi jempol. Meski profesinya hanya sebagai penjual

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News