Nasi Cum Laude

Oleh Dahlan Iskan

Nasi Cum Laude
Foto/ilustrasi: disway.id

"Adik saya kuliah di informatika ITS. Kos di Gebang Kidul."

Tambahan info itu mungkin ia anggap relevan karena saya orang Surabaya. Namun justru bikin ingatan saya lebih kabur.

Saya belum mau mengaku 'lupa semuanya'. Saya pancing dengan satu pertanyaan lagi.

Yang seperti itu sering saya lakukan pada siapa pun yang kirim WA. Yang tidak menyebut jati diri. Yang namanya di HP saya mungkin terhapus. Akibat saya ganti HP.

Begitu banyak mantan anak buah di PLN atau di BUMN yang kirim WA. Mereka tentu mengira saya masih menyimpan nama dan nomor HP mereka. Saya juga merasa tidak sopan kalau langsung bertanya: siapa ya Anda?

Untuk mengetahui jejak mereka biasanya WA itu saya jawab dengan pertanyaan pancingan: sekarang sibuk apa? Atau sekarang lagi di mana?

Rupanya Hapsa pun bisa menebak kalau saya lagi cari-cari identitasnya.

Hapsa pun bercerita:
"Waktu itu Ananda siswa SMAN 12 Jakarta. Ananda ketemu Abah di lapangan Monas sedang senam. Ananda minta pengajuan perwalian di Surya University. Sebentar Ananda kirim fotonya bersama Abah".

Hari itu saya sahur nasi porang. Habis sahur saya baca WA dari nomor tanpa nama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News