Nasib Terawan

Oleh: Dahlan Iskan

Nasib Terawan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dokter, menurut pengamatan saya, adalah yang paling tinggi kadar ketaatan pada kode etiknya. Dan IDI mengontrolnya dengan ketat –lewat dewan etiknya.

Saya sering melontarkan tantangan: ayo buka-bukaan. Dalam satu forum profesi. Temanya: siapa di antara organisasi profesi yang paling rusak –yang pelanggaran kode etiknya paling parah.

Itu sebagai bagian dari misi agar para pekerja profesi lebih taat pada kode etik mereka.

Terjadinya pelanggaran etika di berbagai profesi jelas: karena uang. Atau jabatan. Atau fasilitas. Dan ini bagian yang sangat memalukan dari sebuah profesi.

Namun, ini dia: pelanggaran etika yang dilakukan Terawan tidak ada hubungannya dengan uang atau jabatan atau fasilitas. Itu murni masalah keilmuan –mengerjakan menyembuhkan di luar ilmu kedokteran.

Maka, dr Terawan tidak perlu malu dipecat dari IDI. Pun kalau salah –dalam Islam– ia masih harus dapat pahala.

”Salah” di situ bisa dibuktikan dengan jatuhnya korban –saya dua kali menjalani cuci otak: baik-baik saja.

Saya dan banyak relawan mendapatkan VakNus –alhamdulillah, Anda sudah tahu, baik semua. (*)

Maka, Dokter Terawan tidak perlu malu dipecat dari IDI. Pun kalau salah –dalam Islam– ia masih harus dapat pahala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News