Naskah Unas 2014 Sebanyak 560 Juta Lembar

Mendikbud Wanti-wanti Percetakan karena Bareng Pemilu

Naskah Unas 2014 Sebanyak 560 Juta Lembar
Naskah Unas 2014 Sebanyak 560 Juta Lembar

jpnn.com - JAKARTA - Gelaran ujian nasional (unas) bukan pekerjaan sembarangan. Khusus untuk urusan percetakan bahan ujian, kegiatan yang menyedot duit Rp 560 miliar ini membutuhkan kertas 560 juta lembar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mewanti-wanti percetakan, karena berpotensi bertabrakan dengan percetakan logistik Pemilu 2014.
 
Imbauan sekaligus arahan Mendikbud itu disampaikan dalam penyerahkan kontrak dengan lima perusahaan pemenang tender percetakan dan pendistribusian naskah unas 2014 kemarin. Kelima perusahaan itu adalah PT Karya Kita, PT Temprina Media Grafika, PT Jasuindo Tiga Perkasa, PT Mascom, dan PT Balebat.
 
"Kami titip betul kepada perusahaan, tolong amankan stok bahan dasar kertas," ujar mantan rektor ITS Surabaya itu.

Dia menuturkan bahwa ada kemungkinan percetakan yang memenangkan tender unas juga mendapatkan proyek percetakan logistik pemilu. Nuh berharap tidak ada laporan bahwa percetakan kekurangan kertas atau bahan baku percetakan lainnya.
 
Kemendikbud menyebutkan bahwa untuk Unas 2014, ada 560 juta lembar materi ujian yang harus dicetak kelima percetakan itu (selengkapnya lihat grafis). Ratusan juta lembar bahan ujian itu didistribusikan ke seluruh Indonesia yang terbagi menjadi delapan regional.
 
Salah satu percetakan pemenang tender unas dan pemilu adalah PT Temprina Media Grafika. Dirut PT Temprina Media Grafika Justin M. Herman mengatakan, pihaknya sudah menjalankan manajemen percetakan sehingga tidak akan mengganggu dua proyek besar itu.

"Percetakan Pemilu 2014 kita mulai besok (hari ini, red). Untuk pemilu, kami kebagian untuk wilayah Jawa Timur dan Papua," paparnya.
 
Sedangkan untuk percetakan logistik Unas 2014, Justin mengatakan akan dimulai 27 Februari nanti. Jasin menuturkan ketika Temprina memasukkan pendaftaran untuk lelang percetakan Unas 2014, sudah menghitung sanggup menuntaskan tanggungan percetakan logistik Pemilu 2014. "Jadi insyallah sudah dihitung beban (percetakan unas dan pemilu, red)," papar dia.
 
Lebih lanjut Nuh menuturkan bahwa penyelenggaran unas 2013 yang menjadi sorotan masyarakat karena bermasalah, benar-benar menjadi pelajaran. Dia mengatakan bahwa Unas 2013 diselenggarakan pada 15 April, sedangkan Unas 2014 dijalankan 14 April.
 
Sedangkan percetakan naskah, Nuh mengatakan pada Unas 2013 naskah baru dicetak Maret pekan kedua. Sedangkan dalam Unas 2014 ini, Nuh menjelaskan naskah sudah bisa dicetak minggu keempat Februari. "Jadi persiapan tahun ini relatif lebih panjang dua pekan. Kami berikhtiar dan berdoa supaya berjalan lancar," ujar mantan Menkominfo itu.
 
Untuk antisipasi potensi molornya percetakan naskah unas, Nuh meminta report berkala dari masing-masing perusahaan pemenang tender. Pada tahap-tahap awal seperti saat ini, laporan disampaikan ke Kemendikbud sepekan sekali. Tetapi ketika mendekati unas nanti, Kemendikbud menuntut seluruh perusahaan mengirim laporan harian.
 
"Laporan itu terkait progress berapa persen naskah yang sudah dicetak dan yang belum. Termasuk berapa yang sudah terdistribusikan," papar dia.
 
Selain ketersedian bahan baku percetakan, Nuh juga berpesan soal kerahasiaan. Dia mengatakan secara prinsip perbedaan antara proyek percetakan naskah unas dengan logistik pemilu ada di unsur kerahasiaannya. Dia menuturkan materi percetakan Pemilu 2014 tidak rahasia, bahkan harus ditunjukkan ke publik untuk sosialisasi. Sedangkan naskah soal unas bersifat dokumen negara dan rahasia.
 
Terkait dengan biaya penyelenggaraan Unas 2014 yang mencapai Rp 560 miliar, Nuh mengatakan memang besar. Tetapi peserta unas tahun ini juga besar, yakni antara 7 juta lebih siswa. Sehingga unit cost untuk setiap siswa kurang dari Rp 100 ribu.
 
Nuh menegaskan bahwa anggaran Rp 560 miliar itu merupakan plafon anggaran. Sedangkan dalam prakteknya terdapat sejumlah efisiensi atau penghematan. Misalnya untuk biaya percetakan, plafonnya sebesar Rp 124 miliar, tetapi bisa dihemat menjadi sekitar Rp 88 miliar. (wan)

 


JAKARTA - Gelaran ujian nasional (unas) bukan pekerjaan sembarangan. Khusus untuk urusan percetakan bahan ujian, kegiatan yang menyedot duit Rp 560


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News