Natal X'Mas

Oleh: Dahlan Iskan

Natal X'Mas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di Amerika  Natal tahun ini juga ditandai dengan kampanye anti istilah X'mas.

Setidaknya dua teman Amerika mengirimkan dua WA yang sama: kembalikan X'mas ke Christmas.

Tahun-tahun belakangan istilah X'mas memang populer. Itu dipakai sebagai pengganti Christmas.

Dari mana datangnya istilah X'mas itu?

"Itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya Tuhan dan tidak percaya agama," tulis kampanye itu. "Maka jangan pakai ucapan X'mas. Kembalilah pakai Christmas," tambahnya.

Maka sejarah lahirnya istilah Christmas pun diuraikan. "Christ dalam bahasa Hebrew berarti Yang Terpilih. Mas dalam bahasa Yunani berarti Pesta Besar Banyak Manusia".

Maka Christmas berarti berkumpulnya banyak pengikut Kristus.

Pesta Natal pun berkembang ke mana-mana. Jadi budaya. Pun di negara yang bukan Kristen. Perayaan Natal dilakukan tanpa lagi ada hubungan dengan agama. Mereka inilah yang kemudian mengubah Christmas menjadi X'mas".

BANYAK pendeta yang tidak punya gereja. Natal tahun ini mereka bisa "punya" gereja: di YouTube. Atau di dunia maya lainnya. Pendeta Ruth Julia misalnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News