Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia

Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia
Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia
BANDA ACEH -- Satu nelayan Aceh, Sepakul Asmar alias Cecep, 45 tahun, menjadi korban pemukulan petugas patroli Malaysia di Perairan dekat Pulau Berhala. Cecep yang menjabat sebagai tokeng atau pawang kapal KM Gawat, tak melawan saat bogem mentah melayang berulang kali di wajah dan belakang kepalanya. Pasalnya senjata laras panjang salah satu patroli Malaysia itu, ditodongkan ke dirinya.

Cecep mengeluhkan kekasaran dan kekerasan fisik yang diterimanya yang dilakukan tiga awak patroli Malaysia dari 35-an petugas yang berpakaian seragam biru itu. Bermula saat kapal mereka melepas jangkar di Ujam atau tempat sarang ikan di atas Perairan Lhokseumawe atau agak dekat dengan Pulau Berhala, yang juga dekat dengan Boring milik PT Arun.

“Ujam ini ditanam nelayan Belawan. Dan keberadaan ujam ini, masih masuk wilayah perairan Indonesia dan biasanya ketika kami mencari ikan di kawasan itu, kerap berpapasan dengan patroli atau tentara nasional Indonesia angkatan laut,” tukas Cecep sambil menunjukkan benjol di pipi sebelah kiri wajahnya itu, kepada koran ini, Kamis (04/11) di Kampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Bandaaceh.

Saat itu, tanggal 15 Oktober 2010. Ia dan empat rekan nelayan lainnya, melepas pancing di ujam itu. Lalu, salah satu awak kapal bilang kalau ada kapal patroli mendekati mereka. Kemudian Cecep bilang, biarkan saja karena itu, kapal patroli tentara kita. Tetapi setelah mendekat dan diperhatikan, mengapa kapalnya berwarna abu-abu di bagian atasnya dan bagian bawahnya berwarna hitam.

BANDA ACEH -- Satu nelayan Aceh, Sepakul Asmar alias Cecep, 45 tahun, menjadi korban pemukulan petugas patroli Malaysia di Perairan dekat Pulau Berhala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News