Kekurangan Tempat Rawat Luka Bakar

Korban Luka Bakar Di RS Sardjito Terus Bertambah

Kekurangan Tempat Rawat Luka Bakar
Kekurangan Tempat Rawat Luka Bakar
YOGYAKARTA - Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta kekurangan tempat untuk merawat korban awan panas merapi. Hingga tadi pagi, rumah sakit terbesar di Yogyakarta itu harus menangani sedikitnya 50 pasien korban awan panas dari kawasan Sungai Gendol, Cangkringan, Sleman. "Ya, saat ini kami harus menset up tempat baru khusus untuk merawat korba luka bakar. Karena kapasitas perawatan luka bakar hanya mampu menampung 26 pasien saja," kata Direktur SDM dan Pelayanan dr. Sigit Priyo Hutomo kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (5/11) pagi.

Menurut Sigit, jumlah korba yang mengalami luka bakar minimal hingga 50 persen ada lima puluh orang. "Namun, dua diantaranya tadi pagi akhirnya meninggal. Salah satunya adalah Balita," kata Sigit. Sebelumnya, ruang khusus perawatan luka bakar sudah penuh dihuni oleh korban awan panas tanggal 26/10 silam. "Ya, tadi kami baru bisa menambah empat tidur. Hingga siang nanti, kami berharap ruangan sudah siap."

Karena terbatasnya ruangan, lanjut Sigit, untuk saat ini RS Sardjito masih memprioritaskan korba luka bakar antara 50 persen hingga 79 persen. Sedangkan untuk luka bakar di bawah itu, akan dirujuk ke Rumah Sakit lain di Yogyakarta, seperti Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Bethesda. "Dan mungkin juga rumah sakit lainnya, seperti PKU Muhammadiyah," ujar Priyo menjelaskan.

Menurut Priyo, 50 korban awan panas yang datang pagi tadi pada umumnya mengalami luka bakar minimal 50 persen. Sehingga mereka membutuhkan perawatan intensiv dan ruangan khusus. "Badan mereka melepuh dan penuh debu," kata Priyo.

YOGYAKARTA - Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta kekurangan tempat untuk merawat korban awan panas merapi. Hingga tadi pagi, rumah sakit terbesar di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News