Nepal Pilih Gay Jadi Anggota Parlemen

Nepal Pilih Gay Jadi Anggota Parlemen
Nepal Pilih Gay Jadi Anggota Parlemen
Pant yang mewakili partai kecil Partai Komunis Nepal (persatuan) telah melakukan perjalanan panjang untuk mendapatkan pengakuan. Dia juga mendapatkan perlawanan dari berbagai kalangan di negara yang masih menganggap tabu hubungan seksual pra nikah ini. Pemimpin partai Maoist Dev Gurung menyebut kalangan gay sebagai produk dari kapitalisme. 

Meski demikian ini bukan perjalanan suram bagi Pant. Pada Mei lalu telah terjadi hal yang luar biasa di Nepal. Saat itu terjadi pendeklarasian republik demokratis menurunkan tahta raja, dan adanya konstitusi baru dalam pekerjaan. Selain itu, partai paling dominan, Maoists menegaskan partainya adalah partai kalangan miskin, minoritas dan kalangan tidak beruntung. Dan mereka juga mengakui  third gender sebagai orang-orang seksual minoritas. Yang disebut third gender adalah kalangan gay, lesbian, biseksual, dan transgender, dan lainnya.

Namun dia sadar, masih jauh untuk membawa realitas baru ini di Nepal. Bahkan di dalam gedung parlemen. ”Beberapa anggota legislatif pria membawa saya ke pojok ruangan dan berbisik menanyakan kenapa saya mempromosikan seksual yang tidak bisa menghasilkan anak ? Apa jadinya bila semua orang menjadi homoseksual?, Mereka pikir hal ini bukan lah sesuatu yang patut dibicarakan dihadapan publik,” urainya.

”Saya telah menemukan platform yang bagus untuk mengangkat isu ini,” ujarnya. Dia siap melakukan isu-isu mengenai polusi dan lingkungan tanpa menurunkan pandangannya. ”Masih banyak yang harus dilakukan, tidak cukup hanya seseorang menduduki jabatan tertinggi  pemerintah,” katanya.

KATHMANDU - Ditengah masyarakat Nepal hubungan sesama jenis atau gay dianggap tabu. Tapi bagi Sunil Babu Pant, yang baru saja terpilih menjadi anggota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News