Nerror Istana

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Nerror Istana
Ilustrasi Istana. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kisah selingkuh ini terasa horor dan 'nerror' seperti cerita-cerita seram yang menjadi konten kanal Youtube Nessie. Selingkuh politik Istana tidak seseram itu, tetapi mungkin saja ada yang sakit hati dan malu, karena rumahnya dipakai sebagai tempat kencan tanpa sepengetahuan atau seizin pemiliknya.

Istana adalah simbol kekuasaan yang punya nilai kesakralan. Raja-raja Jawa memperlakukan istananya sebagai simbol kekuasaan yang menjadi bagian dari kewibawaannya sebagai seorang penguasa.

Tidak sembarang orang bisa masuk istana raja. Siapa pun yang memasuki istana raja harus mentaati aturan yang sudah ditetapkan oleh sang raja.

Di era Presiden Soeharto Istana Negara adalah tempat yang sakral sebagaimana istana raja-raja.

Semua orang harus mematuhi protokol yang sangat ketat di dalam istana. Bagi Pak Harto, Istana adalah keraton lambang kekuasaan yang tidak terpisahkan dari kewibawaan sang raja. Istana menjadi sakral dan angker bagi lawan-lawan politik sang raja.

Setelah Pak Harto lengser Presiden Gus Dur melakukan desakralisasi terhadap Istana secara total. Istana bukan lagi simbol kekuasaan raja, tetapi simbol kekuasaan rakyat. Istana bukan rumah raja tetapi menjadi rumah rakyat.

Bagi Gus Dur yang paham demokrasi, kekuasan yang didapatnya sebagai presiden adalah mandat dari rakyat yang menjadi sumber kekuasaan.

Bagi Pak Harto yang mengamalkan kejawen, kekuasan adalah wangsit dari Tuhan Penguasa Jagat Raya yang turun dalam bentuk wahyu kedaton. Karena itu, bagi Pak Harto Istana adalah sakral, dan bagi Gus Dur Istana adalah rumah rakyat yang profan.

Nessie menjadi trending topic di kalangan netizen, karena dia mengalami peristiwa Nerror yang menyeramkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News