New York Times Sebut Prabowo Timbulkan Ketakutan, Analis Anggap Gemoy Cuma Pencitraan

New York Times Sebut Prabowo Timbulkan Ketakutan, Analis Anggap Gemoy Cuma Pencitraan
Berita di The New York Times edisi 21 Januari 2024 yang mengangkat kekhawatiran jika Prabowo Subianto memenangi Pilpres 2024. Foto: tangkapan layar nytimes.com

jpnn.com, NEW YORK - Capres bernomor urut 2 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto menjadi sorotan media ternama The New York Times.

Edisi daring surat kabar yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS), itu memajang artikel berisi kekhawatiran jika Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju tersebut memenangi Pilpres 2024 dan menjadi suksesor Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada Minggu lalu (21/1/2024), The New York Times memajang artikel berjudul Why This Presidential Front-Runner Is Stirring Fears of the ‘Death of Democracy’ (mengapa capres terdepan ini menimbulkan ketakutan akan ‘matinya demokrasi).

Narasi pembuka di artikel itu mendedahkan meski Prabowo menunjukkan persona berbeda, kekuatan sosoknya diperoleh dari masa ketika Indonesia masih dalam masa kediktatoran yang dipimpin mertuanya.

“Prabowo memerintahkan penculikan aktivis prodemokrasi. Dia dituduh melakukan kekejaman selama pendudukan militer di Timor Timur. Dia mengatakan pemilu bertentangan dengan budaya negaranya,” demikian artikel yang disunting Sui-Lee Wee itu.

The New York Times juga mengutip pendapat aktivis hak asasi manusia (HAM) Hendardi yang mengkhawatirkan kemenangan Prabowo akan menghidupkan kembali masa kelam. Direktur Setara Institute itu betul-betul khawatir soal masa depan demokrasi Indonesia di bawah Prabowo.

“Yang akan terjadi adalah matinya demokrasi. Kami sudah lama menentang Prabowo. Dengan kekuatan kami yang terbatas, kami masih bisa mencegahnya untuk maju. Namun, sekarang dia telah mendapatkan dukungan,” ujar Hendardi.

New York Times juga mengungkit kasus penculikan menjelang reformasi 1998. Meski akhirnya Prabowo diberhentikan dari militer setelah Soeharto dilengserkan dari kursi kepresidenan, masih ada aktivis yang sampai sekarang tak diketahui keberadaannya.

The New York Times melalui artikel berjudul Why This Presidential Front-Runner Is Stirring Fears of the ‘Death of Democracy menyoroti jejak Prabowo Subianto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News