Ngabalin & Wali Sanga dari Tiongkok

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Ngabalin & Wali Sanga dari Tiongkok
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

Marco Polo —seorang penjelajah dari Venesia— saat singgah di Pasai pada 1292 M mengungkapkan telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam di Nusantara.

Perkembangan Islam di Nusantara makin pesat pada abad ke-16 M. Islam telah menyebar secara merata ke seluruh wilayah Nusantara, termasuk di wilayah timur melalui Kesultanan Tidore yang menguasai wilayah Papua sejak abad ke-17 M.

Studi Hamka diperkuat oleh Prof. Azyumardi Azra yang melakukan penelitian ekstensif mengenai perkembangan Islam di Nusantara dan Asia Tenggara. Studi Azyumardi ini dianggap paling otoritatif karena ruang lingkup penelitiannya yang sangat luas.

Menurut Azyumardi para penyebar awal Islam di Nusantara adalah para ulama yang langsung dididik di Makkah dan Madinah, serta mendapatkan ijazah yang langsung bersambung ke Rasulullah.

Para ulama seperti Al Raniri dan Al Sinkili di Aceh, Syech Yusuf Al Makassari di Makasar, dan Al Bantani di Banten, adalah lulusan langsung dari Makkah dan Madinah yang kemudian menyebarkan Islam ke Nusantara dan Asia Tenggara.

Jejak China di penyebaran Islam Indonesia menjadi bagian dari sejarah. Namun, hal itu tidak perlu dipolitisasi untuk membenarkan kebijakan pro-China yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi.

Jejak dakwah Islam dari China di Indonesia tidak banyak membantu asimilasi dan integrasi etnis Tionghoa dengan pribumi di Indonesia.

Karena politik belah bambu penjajah Belanda, etnis Tionghoa di Indonesia tidak menyatu dengan pribumi dan menjadi ekslusif bersama masyarakat Eropa.

Jejak China di penyebaran Islam Indonesia menjadi bagian dari sejarah. Namun, hal itu tidak perlu dipolitisasi untuk membenarkan kebijakan pemerintahan Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News