Ngemis Selama Puasa, Dapat Rp 7,5 Juta

Ngemis Selama Puasa, Dapat Rp 7,5 Juta
Ngemis Selama Puasa, Dapat Rp 7,5 Juta

"Tapi yang dua lainnya kabur saat mengetahui gelagat petugas penertiban yang hendak menangkapnya," ujar Miftahul.

Lanjut Miftahul, informasi pengemis bermodus petugas kebersihan ini sebenarnya diketahui dari Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sejak pagi hari, beliau sudah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Sosial DKI untuk segera menindaklanjuti.

"Siang hari kita buru tapi hasilnya nihil. Berdasarkan investigasi petugas, mereka beroperasi malam hari di Patal Senayan. Malamnya, kita langsung menuju sasaran," kata Miftahul.

Kecurigaan petugas sapu jalanan gadungan itu terendus, karena tidak ada aturan Pemprov yang memberlakukan jam malam bagi mereka untuk bekerja. Jika memang ada, dipastikan petugas tersebut gadungan. Untuk itu, Ahok berpesan, agar masyarakat tidak tetipu.

"Karena selama ini Pemprov sudah menggaji mereka sesuai UMP (Upah Minimum Provinsi). Kalau memang ada jam malam, hanya untuk kegiatan tertentu saja," jelasnya.

Modus kedua petugas kebersihan gadungan ini juga, kata Miftahul, sudah dikeluhkan masyarakat. Selama bulan puasa, mereka kerap bekerja sampai malam hari.

Itu membuat masyarakat mempertanyakan, kemana nurani Pemprov yang membayar dengan upah minim, tapi kerja sampai larut malam. Bahkan, dini hari pun mereka masih sibuk.

"Selain untuk menghindari petugas, modus belas kasihan ini yang mendorong mereka menyamar. Hasil setiap malamnya di bulan puasa, mereka bisa meraup Rp 250 ribu. Terlebih mendekati hari H lebaran," beber Miftahul. (asp/ibl)


SERIBU satu cara pengemis mengais rezeki lebaran seolah tak akan berakhir, meski takbir berhenti berkumandang. Tak kehilangan akal, untuk menghindari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News