Nihi Sumba

Oleh Dahlan Iskan

Nihi Sumba
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Saya ke Sumba lagi. Gara-gara perkawinan di Uluwatu, Bali itu. Silakan baca: Romantisnya Uluwatu dan Magetan 

Keesokan harinya saya tidak mendapat tiket ke Jakarta. Atau ke Surabaya. Semua penerbangan penuh. Pada hari terakhir liburan panjang itu.

Di bandara Ngurah Rai –yang keren itu– saya tidak tahu harus bagaimana. Atau ke mana.

Lalu ingat sesuatu. Yang pernah membuat saya malu: tidak bisa menjawab pertanyaan orang Amerika ini.

Padahal saya sudah begitu sering ke Sumba. ”Saya ini  jarang ke tempat rekreasi,” kilah saya.

“Setiap ke Sumba selalu ke pedesaannya. Untuk urusan sapi atau kaliandra atau penari langit atau solar cell. Bukan ke pantainya,” kata saya lagi.

Pertanyaan yang membuat saya malu itu adalah: benarkah Hotel Villa Nihi Sumba itu terbaik di dunia?

Saya tidak bisa menjawab. Terbaik di dunia? Di Sumba? Yang miskin itu? Yang gersang itu? Yang di NTT itu?

Benarkah Hotel Villa Nihi Sumba itu terbaik di dunia? Saya akan ke Nihi Sumba dulu. Yang tarif hotelnya ehm: Rp 25 juta per malam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News