Novel Intan Paramaditha Masuk Nominasi Penghargaan Buku Terbaik di Australia
Menurut Intan, ini soal "ilusi pilihan" bagi pembaca.
"Sebab, kita sebenarnya tak punya pilihan. Semuanya seperti telah ditentukan untuk kita," ujarnya kepada ABC News.
Menampilkan cerita rakyat Indonesia
Intan sendiri sudah tidak asing dengan kehidupan berpindah-pindah, pernah tinggal di Jakarta, New York dan sekarang di Sydney.
Bukunya menyoroti pertanyaan tentang perjalanan dan migrasi, termasuk apa artinya mengungsi atau perasaan berada "di antara".
"Ketika berada di luar (negeri), cerita tentang masyarakat dan budaya saya, rasanya tidak terlihat," katanya.
Pembaca menggambarkan perasaan FOMO - takut ketinggalan - yang sejalan dengan pengalaman perjalanan.
"Kita sering terganggu secara emosional atau merasa bahwa kita telah melewatkan sesuatu, padahal kita tidak benar-benar mengalaminya," ujarnya.
Kisah novel karya Intan Paramadhita ini bermula dari sepasang sepatu merah dan persekutuan dengan jin
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Sukses Perluas Akses Energi, Pertamina Raih 3 Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame