Nur Rizal: Beragam Program Pendidikan Tidak Sesuai Harapan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal mengatakan, sistem pendidikan Indonesia harus segera berbenah untuk memenuhi kebutuhan perubahan masa depan (global trend).
Menurutnya, program-program pendidikan yang dilakukan selama ini terbukti tidak efektif di lapangan.
"Beragam program yang bersifat top down selama ini tidak sesuai harapan," kata Nur Rizal dalam Dialog Inovasi Lembaga Administrasi Negara (LAN) bertajuk Inovasi Mencerdaskan Kehidupan Bangsa secara daring, Kamis (8/4).
Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ini menjelaskan, kebijakan top down itu seperti kurikulum 2013, insentif guru, profesi guru, program Sekolah Ramah Anak, Sekolah Adiwiyata, tetapi ternyata tidak menghasilkan efek langsung dalam solusi menghadapi era disrupsi.
Hal ini, menurutnya, karena kebijakan-kebijakan tersebut membatasi ruang gerak pendidikan.
"Fakta menunjukkan skor kompetensi anak-anak kita (PISA) terendah dalam sepuluh tahun terakhir, perundungan masih terjadi," ujar dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknik Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Ironisnya, hal ini terjadi meski anggaran pendidikan di APBN sudah naik 20 persen sejak era reformasi.
"Pola pikir siswa Indonesia untuk berkembang terbilang cukup rendah sebesar 29 persen dibandingkan dengan negara-negara OECD sebesar 63 persen," ujarnya.
Muhammad Nur Rizal mengatakan pendidikan di Indonesia harus kembali pada dasar yang ditanamkan Ki Hajar Dewantara.
- Menteri Mu'ti Terima Rekomendasi Konsolidasi Nasional Dikdasmen, Ada soal Guru & SPMB
- KemenPAN-RB & Kemenkeu Ungkap Keberpihakan kepada Guru serta Tendik
- FIFGroup Nobatkan Guru Penggerak Literasi Keuangan sebagai Duta Menyala
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- Pemda Diminta Mendukung 7 Program Prioritas Pemerintah, Berbahagialah Para Guru
- Konsolnas Dikdasmen 2025, Ini Harapan Menko Pratikno dan Menteri Mu'ti kepada Pemda