Nyoman Parta: Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia tetapi Kekurangan Minyak Goreng

Nyoman Parta: Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia tetapi Kekurangan Minyak Goreng
Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Perdagangan M Lutfi di Ruang Komisi VI DPR RI pada Senin (31/1/2022). Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Rakyat sudah sangat lelah dalam sengkarut minyak goreng ini. Lelah karena harus menyediakan uang lebih banyak untuk mendapatkan minyak goreng. Lelah secara psikis.

“Sebab, akal waras kita dibuat sangat terganggu. Negara sebagai penghasil sawit terbesar di dunia. Sekali lagi penghasil sawit terbesar di dunia, tetapi terjadi kelangkaaan dan terjadi antrean membeli minyak goreng,” kata Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta, Kamis (17/3).

Nyoman Parta menilai rakyat lelah karena jauhnnya nilai pengharapan dengan nilai kenyataan Sebab konstisi kita UUD Republik Inonesia Pasal 33 Ayat (2) dan Ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Namun, kata Nyoman Partai, praktiknnya kebutuhan negara lain diutamakan lewat ekspor CPO, sedangkan kebutuhan dalam negeri diabaikan

“Negara lain yang mendapatkan minyak, rakyat sendiri yang sengsara,” ujar Nyoman Parta.

Politikus PDIP ini menjelaskan ketentuan ketentuan tentang DMO 20 persen yang diatur dalam Permendag Nomer 6 Tahun 2022 itu sudah bagus. Namun, sayangnnya belum serius dilaksanakan, bahkan sudah dicabut dengan peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2022.

“Dengan dicabutnnya ketentuan tentang DMO, nanti apa alat pengontrol bagi eksportir CPO, siapa yang menjamin mereka tidak ekspor semuannya dan mengabaikan kebutuhan dalam negeri,” kata Nyoman Parta.

Lebih lanjut, kata dia, dalam peraturan menteri perdagangan yang baru nomor 11 tahun 2022, mengatur soal minyak curah bersubsidi, yang diberikan kepada produsen.

Negara sebagai penghasil sawit terbesar di dunia, tetapi terjadi kelangkaaan dan terjadi antrean membeli minyak goreng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News