OKB, Kere di Saat yang Lain Kaya, Jatuh dan Kena Ambrukan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

OKB, Kere di Saat yang Lain Kaya, Jatuh dan Kena Ambrukan
Ilustrasi - Pemulung memungut dan memilah sampah. Foto: ANTARA/Muhammad Zulfikar

Nouveau riche menggambarkan munculnya kelas baru yang kaya raya karena mendapatkan berkah dari kedekatan dengan pemerintah.

Mereka muncul dari kalangan bangsawan, birokrat, dan borjuasi yang mendapat privilege dalam bentuk konsesi dan monopoli dari kekuasaan.

Kelas kaya baru ini menimbulkan kecemburuan sosial, karena mereka bergaya hidup konsumtif dan hedonis. Konsumsi barang dan rumah mewah menjadi gaya hidup sehari-hari. Kalangan OKB ini muncul sebagai orang kaya dadakan yang berbeda dengan orang-orang kaya lama yang mendapatkan kekayaan dari warisan.

Dua jenis orang kaya ini banyak muncul di Prancis menjelang revolusi.

Di Indonesia, istilah OKB muncul pada masa-masa Orde Lama, untuk menggambarkan kelompok orang kaya baru yang dikategorikan sebagai borjuis.

Kelompok ini dipertentangkan dengan kelompok ploretariat, yang muncul dari kalangan buruh pabrik dan petani miskin di pedesaan.

Pemisahan ini dimunculkan oleh kalangan komunis sebagai pertentangan kelas antara kelas borjuasi, yang menguasai alat-alat produksi, dengan kelas proletariat yang hanya bermodalkan tenaga.

Dalam teori pertentangan kelas komunis, kelompok borjuasi ini harus dihancurkan melalui revolusi, untuk menghilangkan masyarakat berkelas dan menciptakan masyarakat komunis yang sama rasa sama rata.

OKB yang ini bukan orang kaya baru, tetapi yang nasibnya sangat mengenaskan. Jatuh tertimpa tangga, kena ambrukan rumah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News