Oleh-Oleh dari London untuk Hemat Investasi

Oleh-Oleh dari London untuk Hemat Investasi
Oleh-Oleh dari London untuk Hemat Investasi

Kita di SHIA dengan dua landasan baru bisa melayani 60 pergerakan setiap jam. Bahkan dua tahun lalu hanya bisa melayani 54 pergerakan. Dua tahun terakhir ini, dengan perbaikan-perbaikan manajemen dan sistem, bisa meningkat enam pergerakan.

Belajar dari London tersebut, kita juga akan bisa mencapai 74 pergerakan Juni tahun depan. Dengan investasi sekitar Rp 2 triliun di Angkasa Pura II dan Rp 1 triliun di Perum Airnav. Ini akan lebih rasional daripada membangun landasan nomor 3 yang memerlukan dana di atas Rp 30 triliun, itu pun kalau bisa melakukan pembebasan lahan.

Cara mirip ini juga pernah dilakukan R.J. Lino, Dirut Pelindo II, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Waktu itu, dua tahun lalu, Teluk Bayur tidak mampu lagi melayani kapal yang datang. Kapal harus antre tiga minggu untuk bisa merapat. Semua pihak melihat harus ada pembangunan pelabuhan baru. Investasinya Rp 5 triliun. Pemda sudah sanggup ikut membantu dana.

Tapi, Lino memilih melakukan perbaikan manajemen dan modernisasi peralatan pelabuhan. Biayanya hanya Rp 0,8 triliun. Hasilnya ibarat bumi dan langit. Kini kapal yang datang ke Teluk Bayur tidak perlu lagi ngantre!

Pola inilah yang sebaiknya dilakukan di SHIA. Dengan mempercanggih manajemen dan peralatan, bisa menghemat uang puluhan triliun.(*)

  Dahlan Iskan
 Menteri BUMN


SEMUA penumpang pesawat mengeluh: bukan main lamanya antre terbang di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Teman saya harus berada di dalam pesawat lebih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News