Ondeh...Bareh Solok dalam Catatan Raffles

Ondeh...Bareh Solok dalam Catatan Raffles
Rangkiang (sebelah kiri) di halaman Rumah Gadang, tahun 1890-an. Foto: Arsip KITLV.

jpnn.com - MINANGKABAU pernah berjaya sebagai pengekspor beras. Pasang surut di zaman Belanda. Membekas dalam catatan perjalanan Thomas Stamford Raffles, si pendiri Singapura.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network  

Pada September 1818, Sir Thomas Stamford Raffles mengirim sepucuk surat kepada Duchess of Somerset. Mengisahkan perjalanannya ke Ranah Minang.

Raffles bercerita, awal Juli 1818 dia meninggalkan Bengkulu--tempat dia menemukan bunga bangkai yang kemudian hari diberi nama Rafflesia Arnoldi--dan berlayar ke Padang. 

Penulis buku The History of Java tersebut tak berlama-lama di pantai Padang. Ditemani Lady Raffles, Thomas Horsfield (pengelana dan penulis buku), beserta serombongan pengawal, Raffles melanjutkan kelana ke pedalaman Minangkabau.

Baru saja meninggalkan Kota Padang ke arah Timur, persisnya di daerah Pauh dan Limau Manis dia sudah menemui hamparan sawah. Menurut Raffles, irigasinya baik. Pola penanamannya pun teratur. 

Rangkiang Badiriang

Sebelum mengenal kalender Masehi, pun Hijriah, orang Minang punya kalender padi. Satu tahun padi lebih kurang sama dengan tujuh bulan hitungan kalender kekinian. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News